Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan. Pandangan teori ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan, diantaranya :
1) Kebutuhan Biofisikal (kebutuhan untuk hidup)
o Kebutuhan makan dan cairan
o Kebutuhan eliminasi
o Kebutuhan ventilasi
2) Kebutuhan Psikofisikal (kebutuhan fungsional)
o Kebutuhan aktivitas dan istirahat
o Kebutuhan seksualitas
3) Kebutuhan Psikososial (kebutuhan integrasi)
o Kebutuhan berprestasi
o Kebutuhan berorganisasi
4) Kebutuhan Intrapersonal-interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan)
o Kebutuhan aktualisasi diri
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Watson mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan sehingga dalam upaya untuk mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit, dan penyembuhan kesehatan.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini,caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda.Jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi klien dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
1. Pengertian Caring Science
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik – dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004). Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004)
2. Paradigma Keperawatan Menurut Watson Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
3. Asumsi Dasar Science of Caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
ü Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal
ü Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu
ü Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga
ü Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian
ü Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
ü Caring lebih “healthogenic” daripada curing.
ü Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.
4. Faktor Carrative dalam Caring
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi clinical caritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu :
o Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
o Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan dan mempertahankan system keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
o Memberikan perhatian terhadap praktek-praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya.
o Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
o Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
o Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
o Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
o Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
o Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
o Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
5. Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain :
1) Membantu klien dalam ADL
2) Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
3) Merasa bersalah /menyesal kepada klien
4) Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
5) Menjelaskan prosedur klinik
6) Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
7) Duduk dengan klien
8) Mengidentifikasi gaya hidup klien
9) Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
10) Bersama klien selama prosedur klinik
11) Bersikap manis dengan klien
12) Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
13) Mendengarkan klien
14) Konsultasi dengan dokter mengenai klien
15) Menganjurkan klien mengenai aspek self care
16) Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
17) Memberikan informasi mengenai klien
18) Mengukur tanda vital klien
19) Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
20) Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
21) Melibatkan klien dalam perawatan
22) Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
23) Memberikan privacy kepada klien
24) Bersikap gembira dengan klien
25) Mengobservasi efek medikasi kepada klien
Hasil penelitian Lea Amanda et all (1998) menjelaskan bahwa semua item pada CDI mempunyai korelasi positif dengan item lainnya kecuali CDI no. 3 dan 16. Untuk mengukur perilaku caring perawat, kelompok IV menyusun instrumen berdasarkan CDI 1-25. Instrumen tersebut meliputi instrument observasi dan kuesioner, yang dapat lihat pada lampiran 1 dan lampiran 2.
PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan) :
Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah dan pengkajian juga meliputi pendefinisian variable yang akan diteliti dalam memecahkan masalah Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu :
- Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
- Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
- Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
- Higher order needs (intrapersonalinterpersonal needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahkan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.
Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
PENUTUP
Melihat besarnya manfaat caring, seharusnya caring tercermin dalam setiap interaksi perawat dan klien, bukan malah dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan dalih beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen askep ruangan yg kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan, bukan hanya sebagai pelengkap penderita.
Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan.
0 komentar:
Post a Comment